FORUM AKAR
RUMPUT
KAMIS, 25 OKTOBER 2012
“MENUJU
MAHASISWA KOMUNIKASI IDEAL (?) II”
Pengimplementasian rumusan – rumusan standar tentang
mahasiswa komunikasi yang
ideal menjadi bahasan penting sekaligus menjadi pekerjaan rumah
bagi kita (mahasiswa komunikasi). Melalui diskusi dan pertukaran gagasan tentang
cara – cara mengaplikasikan standar, kami dapat menemukan metode
implementasi rumusan tersebut agar dapat terlaksanakan dengan
baik.
Diskusi yang dilakukan di KBU Komunikasi
Universitas
Airlangga ini dimoderatori oleh Razif Akbar, mahasiswa ilmu komunikasi 2011.
Pada awal diskusi, moderator membahas sedikit tentang hasil diskusi sebelumnya
dan kemudian melanjutkan dengan memberikan sedikit pengantar. Pada kesempatan
pertama, Fajrin (2011) berpendapat bahwa, sosialisasi hasil diskusi adalah
yang terpenting agar mahasiswa mengerti tentang rumusan “mahasiswa komunikasi
ideal”. Dengan adanya sosialisasi yang terencana,
selanjutnya,
para mahasiswa bisa mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk menjadi
ideal. Setelah itu Bima (2009) menanggapi pendapat Fajrin, dia mengatakan
ketika seseorang atau sekelompok orang melakukan idealisasi dapat bertemu
musuh atau penghalang utama, yakni
idealisme diri.
Untuk itu menurut Ilmi (2009), sebelum melakukan sosialisasi,
sebaiknya dilakukan kategorisasi tipe – tipe mahasiswa. Dia menambahkan jika
langsung menerapkan ke seluruh mahasiswa, sulit untuk mendapat hasil maksimal.
Sontak, pendapat Ilmi ditanggapi oleh anggota diskusi lainnya. Razif, selaku
moderator ikut berpendapat. Menurutnya kategori mahasiswa bisa dibagi menurut
aktivitasnya, yaitu (1) mahasiswa yang hanya kuliah pulang kuliah pulang atau biasa
disebut kupu –
kupu dan (2) mahasiswa setelah kuliah nongkrong bersama teman –
temannya. Tapi, pendapat kedua ini masih bisa dibagi lagi, yaitu yang produktif
dan tidak produktif. Kemudian
forum menambahkan mahasiswa yang tidak pernah
kuliah dan sering
membolos.
Pendapat lainnya disampaikan oleh Bima (2009).
Menurutnya, kategori mahasiswa juga dibagi menjadi dua berdasar kelompok-kelompok kecil
(klik), yakni opinion leader
dan followers. Pendapat ini disetujui
oleh Tatit (2011), menurutnya, merangkul para opinion leader dari masing-masing kelompok agar followers mau untuk menjadi atau setidaknya berusaha menjadi mahasiswa
ideal.
Berbeda dengan Bisri (2011) yang mengkategorikan
mahasiswa melalui dua sudut pandang berbeda. Yang pertama, minat mahasiswa dan yang kedua adalah keaktifan mahasiswa.
Minat yang dimaksudkan Bisri adalah minat pada hal praktis, teoritis, atau yang masih “magak” atau
setengah-setengah. Untuk hal praktik dan
teoritis mungkin sudah jelas, sedangkan “magak” Bisri menganggap bahwa mereka adalah mahasiswa yang melakukan sesuatu hanya ikut-ikutan. Selanjutnya,
Bisri merasa bahwa ada dua macam mahasiswa,
yaitu aktif dan kedua pasif. Mahasiswa aktif berarti siapa saja
yang terlihat dikampus, terlepas dari kegiatannya dan mahasiswa pasif yang
notabene jarang di kampus.
Melanjutkan pendapat Bisri, Luqman (2011) menyatakan, kepasifan
mahasiswa bisa diatasi dengan melakukan kegiatan bersama seperti
mengadakan acara bersama atau yang lainnya. Luqman juga berpendapat pentingnya
menumbuhkan rasa kebersamaan antar angkatan dan dalam satu angkatan. Paradigma tentang kuliah harus dirubah, tidak hanya soal nilai
yang akan didapat,
melainkan ilmu baik secara teoritis maupun praktis dan juga kebersamaan sebagai
keluarga. Fajrin melanjutkan, menurutnya kegiatan bersama seperti
itu baiknya dilakukan secara konsisten. Defries (2011) menambahkan, menghargai
satu sama lain juga adalah hal yang tiak kalah penting.
Melihat dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan, forum
akhirnya menemukan beberapa titik temu cara implementasi menuju mahasiswa
komunikasi yang ideal. Melalui pendekatan makro, yakni sosialisasi menjadi
fokus utama. Pertama, bisa dilakukan
ketika Baur Sedalu Komunikasi (BSK) dan Career Day. Ketika
awal tahun mahasiswa baru, muncul pendapat tentang konsep career day sebaiknya
dirubah. Selama ini, career day selalu membahas dunia luar pasca kita kuliah.
Tapi tidak pernah sekalipun ada yang memberikan pengarahan bagaimana
menciptakan iklim yang ideal menjadi mahasiswa komunikasi semasa kuliah. Kedua, bisa dilakukan dengan cara
persuasi kawan-kawan mahasiswa yang tidak aktif untuk berkegiatan bersama. Ketiga, melalui HIMA,yakni agenda kerja
HIMA yang dibuat secara fleksibel. Bisa juga dengan membuat masa trial club
HIMA.
Tidak hanya dengan pendekatan makro tersebut yang telah
disebutkan di atas, pendekatan mikro juga tidak bisa dilupakan, yaitu mencoba merangkul teman-teman
yang kurang aktif atau pun pasi. Ketiga hal
tersebut tidak bisa dilakukan jika kita tidak membuka diri dan saling
menghargai satu sama lain.
Begitu lah hasil apa diskusi Forum Akar Rumput, kawan-kawan
boleh sependapat atau tidak. Tetapi kami akan senang hati mengundang teman
–teman sekalian untuk datang, ikut berdiskusi bersama sekaligus melatih kemampuan
berpikir. Mencari solusi dan kemudian beraksi.
Salam,
FORUM AKAR RUMPUT