Thx to : Kika Dhersy Putri ~ perencana hidup untuk terbebas dari galau overdosis

Meng-Googling Jodoh

Cari Jodoh? Di Mana?


Tulisan kali ini sebenernya hasil resume dari bacaanku tadi siang, saat jaga toko, ada waktu luang, ada kesempatan baca, kebetulan koran juga masih baru (Jawa Pos, 18 Juni 2012 ~ For Her). Keinginanku untuk "sekedar membaca" berubah menjadi "ketagihan membaca", gara-gara tulisan yang mirip dengan / merepresentasikan keadaanku saat ini *ciiyyyeee*. langsung aja yah, langsung ke topik.

(Backsound) #np Cari Jodoh ~ Wali

Suatu sore, saat yang tepat untuk bercakap-cakap santai dengan dua orang teman kala itu. Karena terbawa suasana senja, akhirnya kami jadi galau. Menerawang karena kami bertiga tak punya hubungan berprospek gemilang untuk masa depan. Jangankan pasangan, calon pun tak punya, nihil. kami mulai berandai-andai google bisa mencarikan jodoh untuk kami. betapa bahagianya, dan google akan menjadi "nabi" di era millenium.


Jodoh itu apa sih? Kalo menurut kamus gratisan di Internet sih, orang yang cocok menjadi suami istri, pasangan hidup, imbangan. Sedangkan kalo menurut KBBI, artinya sesuatu yang cocok hingga akhirnya menjadi sepasang. Jodoh sendiri emang udah diatur, bahkan sebelum bapak-ibu kita berniat berbuat dan membuat kita. Jodoh di tangan Tuhan dengan hak hak prerogatifnya, tapi tentu kita punya cara yang manusiawi untuk mengusahakannya. Bagaimana?

Sederhananya, jodoh itu imbangan, layaknya timbangan, kalo kita berbobot 10Kg maka jodoh akan berbobot sama dan seimbang. Kamu baik, kamu dapat yang baik. Kamu kurang baik, kamu dapat yang kurang baik pula. begitu seterusnya.

Saat kita bicara imbang, kita berbicara tentang kualitas kepribadian, kualitas hati. bukan kualitas bungkus seperti penampilan atau kekayaan. Perbaiki diri sendiri, maka kita memperbaiki kualitas jodoh kita. Selain itu, kita juga harus lengkap, karena kalau kita belum lengkap, bagaimana bisa saling melengkapi? Lengkap, proporsional. Bisa melihat hal-hal dengan persepsi yang berimbang, tak mudah emosional dan panas hati. Hubungan itu untuk memudahkan hidup, bukan untuk menguras emosi dan buat capek.

Pengaturan jodoh itu seperti cermin, sistem pantul. kirimu adalah kanannya, begitu pula sebaliknya. Sebagai pasangan, idealnya saling melengkapi setelah masing-masing lengkap. Kekurangan pasangan lebih sebagai celah untuk diisi.

Jodoh bisa kita maknai sebagai batas toleransi dan ambang penerimaan atas seseorang. Sejauh mana kita bisa menenggang rasa. Jodo itu menyatukan, tapi tak menghilangkan. Tetap akan ada dua kepala, dua hati, tetapi berjalannya ke satu arah, ke satu tujuan. Mungkin yang paling penting, menyiapkan hati untuk senantiasa siap "naik cinta"-bukan "jatuh cinta" seperti kebanyakan orang bilang-. Kita harus kayak rexona, yang siap setiap saat, karena cinta datang secara tiba-tiba, nggak terduga. Percaya bahwa tiap hari ada kemungkinan yang sama besar untuk menemukan jodoh. Pastikan tiap hari kita menampilkan sisi terbaik kita.

Cinta, katanya sih, tapi bener juga, datang dari mata turun ke hati. Ketertarikan fisik seolah jadi pembuka / awal orang untuk naksir. Tidak lupa, jadilah pribadi yang menyenangkan, pribadi yang pantas ditaksir. jangan jadi pribadi yang menyebalkan dan suka mengeluh. Jadi orang menyebalkan itu membutuhkan energi yang lebih besar, membutuhkan lebih banyak otot daripada menjadi orang menyenangkan dan selalu tersenyum. Karena Cantik / Ganteng itu relatif sih sebenernya, tapi baik hati dan menyenangkan itu absolut!

Lepaskan diri dari sisa-sisa hubungan yang tak penting, selesaikan semua urusan yang masih mengganjal. Jangan pura-pura suka dengan seseorang dengan dalih gak punya temen buat curhat, cerita, dll. Nanti kalo menemukan seseorang yang cocok, tentu kasus-kasus cinta menggantung ini tentu jadi ganjalan.

Percalah, bahwa sesuatu yang baik itu diawali dengan cara yang baik pula. seseorang yang baik akan ditemui di tempat yang baik dengan cara yang benar. Merebut pasangan orang, menggoda pacar orang dengan maksud menguasai bukan cara yang benar sobat. Mungkin dia berpaling ke pelukan anda, tapi tunggu saja, dengan cara yang sama, ia akan berpaling ke yang lain. Tempat yang salah, cara yang salah tidak akan bermuara menjadi hubungan yang benar.

Bergaullah dengan orang yang benar, dengan orang-orang yang baik, orang-orang yang potensial untuk mendekatkan pada jodoh. Jangan buang-buang waktu. Time is Ticking!. Kita tak akan jadi sehari lebih muda besok!!

CMIIW,
samrodnam. :)


Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.