Seandainya dulu menjelang lulu SMK, kalo dikasih pilihan sama bapak buat kuliah atau kerja, mungkin aku lebih milih buat kerja. tapi bapak gak ngasih pilihan itu.

Seandainya dulu pas daftar SNMPTN, dikasih pilihan ITB atau ITS, pasti aku lebih milih ITB. tapi gak ada pilihan ITB, hanya ITS.

Seandainya kalo dulu pas milih ITS, dikasih pilihan seluas-luasnya milih jurusan mana aja tanpa liat kemampuan, aku pasti deh akan milih yang paling gak mungkin buatku, supaya aku gagal.

Seandainya kalo dulu pas tes bidang IPS, aku lebih milih tidur daripada ngerjakan ngawur. mungkin aku gak akan kuliah tahun ini, aku bisa menundanya, menunggu sampe SNMPTN tahun ini.

Seandainya....



Aku sedikit demi sedikit mulai mengerti tentang kehidupan ini. mungkin tak banyak, tapi mungkin mewakili beberapa poin penting kehidupan. Kehidupan yang banyak orang menafsirkan, tergantung persepsi dan pengalaman masing-masing individu. Orang - orang di kota besar, masyarakat urban dan sangat heterogen, menganggap bahwa kehidupan itu persaingan yang tiada henti-hentinya. Hidup untuk bersaing satu sama lain untuk mempertahankan hidup.

Orang pedesaan, yang cenderung lebih homogen, menganggap bahwa hidup ini hanya menunggu mati atau hidup ini cuma numpang minum (pepatah jawa : urip mung numpang ngombe..). Menikmati hidup menjadi pilihan mereka untuk memahami arti kehidupan itu sendiri.

Yang menarik, beberapa waktu yang lalu, mungkin sudah agak lama dan sudah sangat familier di telinga kita, ada seorang tokoh politik di Indonesia yang sedang melakukan pencitraan tentang dirinya agar lebih dikenal oleh masyarakat. Tujuannya apalagi kalo bukan untuk kegiatan politiknya dikemudian hari. Dalam melakukan pencitraan, beliau mempunyai semacam tagline : "hidup itu pilihan". Menarik memang, tetapi setelah melakukan pencitraan yang memakan waktu dan biaya yang gak sedikit, menurut survey masih banyak yang belum mengenal beliau. Tapi sudah banyak yang tahu tentang tagline nya. Dapat dikatakan untuk mencitrakan orangnya gagal, tapi tidak untuk mempopulerkan kata-katanya... nga a a a.

"Hidup itu pilihan" ~

pilihan? | yah pilihan.

tinggal bagaimana kita mengartikan sebenernya, tergantung latar belakang, pengalaman dan ambisi kita. kalau diminta opini, mungkin saya ndak akan memberikan jawaban yang pasti juga. dari gambaran awal yang saya berikan sebagai "intro" dari tulisan ini, saya mencoba memberikan opini tentang kehidupan ini.

Menurut saya, manusia yang belum hidup sepenuhnya, hidup itu nggak sekadar memilih. sering kali, pilihan yang diberikan bukan merupakan tujuan sebenarnya. yang sesuai dengan kata hati kita. banyak sekali variabel yang berperan dan mempengaruhi "pilihan" kita. variabel tadi bisa dengan leluasa mengganti, mengurangi, menambah atau bahkan meniadakan pilihan kita yang sebenarnya sangat banyak. Tak hanya sebatas itu, tak hanya berpengaruh pada jumlah pilihan yang diberikan, sering juga mempengaruhi apa yang akhirnya kita pilih dan bagaimana kita harus memilih.

Kalo anda percaya dengan adanya Tuhan, saya yakin bahwa anda akan selalu berpikir bahwa hidup nggak pernah memilih, pilihan itu datangnya dari Tuhan, minta bantuan Tuhan untuk memilih, saat selesai memilih dengan "tangan" anda sendiri, setelah itu anda berpikir : ini pilihan Tuhan. fenomena ini yang sampai memunculkan sebuah pertanyaan dari saya : Siapa sebenernya yang hidup dan diharuskan untuk memilih? ataukah kehidupan ini hanya sebuah pemberian....


CMIIW,
samrodnam. :)


One Comment

Diberdayakan oleh Blogger.