Sebenarnya wejangan bapak kali ini, kalau aku analisa, berlatang belakang kejadian di pagi hari dan sore hari sebelum kami berbuka puasa di hari itu. kronologisnya kurang lebih seperti ini :

Pagi hari, di toko.


Aku terlibat bincang-bincang dengan om ku. yang dulu ketika aku sekolah di malang, aku bertempat tinggal di rumahnya. Perbincangan yang awalnya biasa-biasa saja itu, hanya sebatas bertanya tentang keadaan ku setelah lulus SMK, keadaan kampus, teman-temanku yang baru, hanya itu saja. Tapi di akhir perbincangan kami, beliau yang mengetahui bahwa bulan lalu aku pergi ke pulau sempu, langsung berceloteh dengan nada yang cukup keras, terlihat begitu semangat :


"Kamu kemarin ke Malang, apel ke pacarmu yang di Sumber pucung itu yah?"

~ katanya sambil terkekeh.


aku langsung membalas,

"Om, jangan mengada-ada ah, kapan aku pernah punya pacar? di sumber pucung lagi, gak kurang jauh?"


~perbincangan kami selesai sampai disitu, tapi bapak mendengarnya.

Sore hari, di rumah.


Teman adekku datang, laki-laki. awalnya biasa-biasa saja, mereka ngobrol berdua di teras rumah, sedangkan aku membersihkan kolam ikan depan rumah. Sampai pada suatu saat budhe ku datang, menyeletuk layaknya om ku pagi harinya :

"Pacarmu yo... heni.. hen.. pacarmu yo.. sopo jeneng e?"

~ godanya, layaknya anak remaja.

"duduk, koncoku."

~ balas adekku dengan nada jutek.

~rupanya ibukku yang sedang mempersiapkan makanan di belakang mendengarnya, tapi beliau diam saja.


Saat berbuka, di rumah.


Alhamdulillah, kami masih bisa buka bersama lengkap satu keluarga, aku, bapak, ibuk, adek. Semua sedang ada di rumah. Biasanya memang kami selalu makan bareng ketika lengkap ada di rumah, sambil bercengkerama, menceritakan kejadian sepanjang hari. Masalah - masalah, kejadian lucu, semuanya kami ceritakan di forum kecil yang kami buat saat makan malam / buka puasa. Termasuk hari itu, hal-hal yang sudah kami lalui semua di-review, termasuk dua kejadian di atas. Setelah bercerita, ayahku menyampaikan harapannya :

"Kalo kalian nanti cari calon suami / istri, cari yang bisa ngaji Al Quran, syarat mutlak dari bapak..."


Ibuk menambahkan :

"Yang cinta dan sayang sama ibuknya..."


Aku hanya diam, adekku mencoba mengklarifikasi kejadian tadi sore, mencoba menjelaskan bahwa itu hanya temannya, budhe yang agak lebay. Dan nampaknya, bapak dan ibuk menerima klarifikasinya.



Hal ini sebenernya membuat aku berpikir dan menghasilkan satu pertanyaan, 

SUDAH SAATNYA KAH? | mungkin. 

okedeh, pertanyaan terakhir  : 

Who will be the girl in my next and maybe my last song? 

~ Mungkin masih hanya Tuhan yang tahu jawabannya. :)

samrodnam.


Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.