Y.Y


Baru tiga hari yang lalu ayahku dengan wajah berbunga-bunga dan sepertinya membawa berita gembira, dan bilang padaku, "leh, iki ada makanan buat kelinci, baru, harganya lebih murah daripada yang biasa kita beli. " Aku lalu menimpal, "Oh ya? bagus dong. emang berapa harganya?". "Rp. 9000/Kg, kalo biasa yang kita beli kan Rp. 6.500/Kg." Ayahku dengan semangat menjawab.



Tapi, siapa yang mengira, bahwa makanan yang terlihat seperti pakan ayam petelor itu, yang katanya bisa menambah gizi kelinci itu, ternyata menjadi awal dari tragedi pembantaian kelinci yang pelakunya tak lain dan tak bukan adalah makanan kelinci itu sendiri. Ya, kelinci kesayangan ku, kesayangan ayahku, meninggal dengan tragis, yang lebih membuat ibah, dia ninggalin 4 ekor bayi yang masih kecil, mungkin baru umur sekitar 10 hari. Dan 1 kelinci lagi terkapar tak berdaya, mungkin dengan sedikit usaha yang kami lakukan akan setidaknya memperpanjang kesempatan hidupnya. Hanya keajaiban yang bisa menolongnya, dia sudah tidak berdaya lagi, makan pun harus kami "dulang", tinggal do'a yang bisa kami panjatkan untuk kesembuhannya. semoga saja.


Untuk kelinci yang telah membantuku membuat ayahku tersenyum selama ini, 
untuk kelinci yang sudah memberikan aku sedikit pekerjaan rumah, 
untuk kelinci yang sedikit banyak memberi tahuku bagaimana rasanya jadi dokter hewan,
untuk kelinci yang telah memberitahuku bahwa kasih sayang ibu itu melebihi segala-galanya di dunia ini,


aku ingin mengucapkan terima kasih dan selamat jalan, aku yang akan menjaga anak-anakmu, aku yang akan membuatkannya susu, aku juga sudah membelikannya 'dot' agar dia merasa minum susu ibunya sendiri. Dan untuk kelinci ku yang sedang kritis, tabah yah... aku akan menjagamu juga. 


Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.